Truyen3h.Co

[✔️] Secret Admirer | MarkMina

#10. Chairmate?

talleroom

"Tidak ada salahnya menyerah. Jadilah manusia yang manusiawi, karena hidup tidak selalu menurut pada kehendak. Sehingga kecewa seringkali tak tertolak"

baca sampai akhir yaa!

Secret Admirer | Marklee: Chapter 10

Happy Reading♡

Aku berdiri di depan pintu rumah. Dan langit sudah tertidur lelap. Sekitar rumahku udah sepi.

Membuka handphoneku dan melihat jam digital disana.

"Jam sembilan?!-" aku terlambat, mau tidak mau aku harus masuk.

Dengan mental kosong seperti ini aku memberanikan diri memasukan kode di pintu itu, lalu aku buka.

"M-marklee?"

"Lu-ngapain di rumah gue???!" Mina berangan tampang Mark yang muncul di depanya itu.

'Udah kenal ya lu..?' Batin Daniel.

/ctiss

"Elo yang ngapain! Dodol!" Dahiku disentil.

Saat aku menyadarkan diri, ternyata orang itu bukan Marklee. Tapi Kang Daniel si bebek kemprot.

"Habis darimane lu baru pulang jam seginii??" Agaknya pikiranku kosong saat itu. Ngelag sebentar, lalu benar-benar sadar.

"Anjir! Lo ngapain dirumah guee?!!" Daniel berjalan masuk, diikuti aku dibelakangnya.

"Hyuk! Dia kenapa disini si?"

"Meolla..." Minhyuk bermain ps4

"Ngapa?"

"Ga..."

"Lu ga bertanya kehadiran gue disini?"
Gadis itu menarik napas dalam-dalam

"Mengapa engkau hadir di rumah suci ini wahai setan??" Tanyaku dengan terpaksa

"Gapapa, mau nginep aja"

"Enyah kau mahluk alien!" Ancamku dengan gerakan memukul.

Mendecih untuk Daniel lalu mengabaikan kehadiranya di rumahku. Lebih baik aku naik ke atas.

"Itu jas siapa?"

'Ko dia ngeliat anjir?!' Padahal posisi Abang lagi ngelihat layar TV. Aku menghadap kearahnya.

"Ahh, ini-jas punya temenn!"

"Iyaa, siapa gua tanya?" Minhyuk masih dengan stik dan pandangan di game nya itu.

"Y-yuqi lah, siapa lagi"

"Oohh... gitu"

'Ya ampunn, selamat gue...' Aku lanjut menapaki anak tangga itu

"Tadi bilang pulang jam berapa? Inget gak?"

"J-jam 6..." Mihyuk meletakan stiknya dan meladeni adiknya sebentar.

"Sekarang jam 9, lo lupa waktu apa gimana hmm?"

"K-kan gue magang"

"Gue telpon bos lu, bilangnya ga ada kabar"

"Ta-tadi tuh hujan, gue harus nunggu dulu"

"Nunggu apa ke rumah temen?" Injuknya menggunakan dagu kearah jas di pelukanku.

"Oh! Halo?? Iyaa kak! Sebentar.."

"Kakel nih bang"

"Ya emang kalo kakel kenapa?" Lah, iya ya? Ngapain aku bilang?

"Apa kak?! Angket festival??" Tanpa berleha-leha, aku berhasil kabur dengan caraku.

/brakk

"Aduhh!! Kak Suho maap!! Gue pinjem namalu lagi" pusing dirinya.

Melepas tas dan beban perjalanan tadi, lalu aku buang jas itu ke atas kasur. Dia menatap dengan tidak suka.

"Jas lo ngeselin! Bawa masalah! Dasar meresahkan" cibirnya

******

"Eomma~! Ramyeon nya dimanaa?"

"Lemari atas, di samping bumbu dapur!"

"Ngga ada mahh! Dimana nyaa??"

"Bungkus segede gininya masa ga keliatan, duh duh!" Daniel datang dan mendapati se bungkus ramen besar dari tempat yang di deskripsikan mama tadi.

"Eihh? Tadi ga ada deh.."

"Rumah rumah lu, masa gatau" lalu Daniel mengambil panci.

"Lu mau buat ramyeon?"

"Ya iyaa. Ngapain gue nyariin ramyeon kalo ga buat dimakan.." Daniel mengangguk terus dorong tubuhku menjauh.

"Duduk aja, gue buatin"

"Ga jadi deh, lu ajaa"

"Ga nyesel?"

"Sstt! Diem deh, gue udah berusaha delay makan soalnya belom kelar IPA" gerutunya sambil naik tangga.

"Udah ini mah gabakal sempet. Nikmati makanan anda mr.Kang!!" Daniel lanjut memasak.

.
.
.
.

"Hhuakkhh! Selesai jugaa!" Sudah lega, aku menyender di kursi. Menengok kearah pintu jendela di kamarku, seketika aku pengen keluar.

Aku buka pintu itu, dan duduk di kursi rooftop yang telah disediakan.

"Waaahhh! Bagus banget dah!!"

Menikmati keindahan malam dari kota Seoul yang berpadu menjadi satu. Sangat indah di pandang.

Sama halnya ketika musim semi, bunga-bunga bermekaran.

Angin bergemuruh, layaknya pasukan yang berseru dalam peperangan. Kakiku terasa menapak seperti di hutan, rasa ini sulit ku dapatkan.

"Ga afdol kalo belom di foto.." aku ambil ponsel di dalam, dan memotretnya. Sumpah cantik banget.

/tok. Tok

"Ramyeon pesanan anda dah sampe" aku menoleh kebelakang. Ternyata Daniel bawa panci berisi ramen buatanya.

"Woahh, gue kira lu udah makann. Mau makan disini??"

"Ga. Jatah gue udah di perut, punya lo" di letakan panci itu di depan mejaku.

"Aaakhh! Mwoyaaa"

"Gomawooo~" senyumku berterima kasih. Aku deketin panci ramyeon ke mulutku, dan menyantapnya.

"Ssluurrp! Uwaakhh! Jinjja!"

"Enyak banggnyet?!"Aku menutup mulut kagum. Daniel terkekeh kecil.

"Lu bisa sejago ini masaknya??"

"Gue emang bisa masak njir!

"Segitu enaknya?"

"Ho'oh!"

"Uhhohh, makasih loh"

/drt..drrt

"Oh? Sejeong..." Aku hendak menjepit benda itu di pundak.

Tetapi dengan bantuanya, Daniel membantuku mengangkat dan di aktifkan mode speaker.

"Buruan, gue pegangin"

"SUARA COWO?!"

"Yaa Jong, kenapa?"

"LU-lagi sama siapa anjirt?"

"Sama setan, gue lagi makan nih"

"Bukanya setan lu Yuqi ya?"

"Ga dulu. Sekarang setanya Daniel"

"Daniel?! Siapa Daniel?"

"Setan" gak salah jawab kan?

"Yang.. waktu itu ke kelas nyariin Mina gak sih? Terus dia minta di telpon kalo lu udah masuk"

"Ish! Cupu lu!" Sepertinya yang dikatan Sejeong benar. Aku pukul lengan Daniel.

"Heh! Lu apain anak kelas gue!?"

"Ngancem doang, ga lebih"

"Berani maju gue gibeng palalu! Ck..!"

"Ngunyah apaan sih lu enak banget"

"Ramen" aku seruput lagi.

"Ya ampun baru makan jam segini? Makan mie lagi. It's not healty budy!"

"Iyaa, kalo gue sakit salahin Daniel. Dia yang buatin- plus! Maksa gue makan"

"Ngaco."

"Jadi ada apa nelpon gue??"

"kemaren Yuqi titip bukpak ipa, ada di lu"

"Oalah, iyaa.. besok gue bawa"

"By the way, osis udah kelar??"

"Belom"

"Kabar baik Min! Besok rolling!" Lantas aku membanting sumpit di atas meja.

"Aishh! Kabar buruk buat guee!"

"Males tuh kalo dapet temen sebangku cowo!"

"Hahahhh plis"

"Ipa lu dah kelar lum?"

"Udah. Makanya gue baru makan sekarang"

"Aslinya mah masih mau belajar lagii"

"Banyak gaya lu, kayak fisika" komentar Sejeong

"Buruan abisin-"

"Udah habis Jong"

"Yaudah tidur! TIDURR BUDEG DENGER GAA" Teriaknya blak-blakan.

"Iyaaa berisik, dadah"

"Habis makan mi gaboleh langsung tidur.."

"Perut lu nih..." di tepuk perutnya perlahan.

"Beri waktu untuk mencerna"

Aku lompat ke atas kursi belajar, terus mainin hape aku bentar. Nonton drama kayanya waktu yang pas buat mencerna makanan.

"Lu berapa hari disini??"

"Semalem lah, ngapain lama lama?"

"Nicee!! besok pulang kan lu?"

"Lu bego apa gimana? Ya iyalah, bisa ngitung kan?"

"Yauda sii"

"Tidur di mana lu??"

"Sopa ruang tengah lah. Emang lu mau tidur sama gue?"

Buuk! Aku lempar bantal ke arahnya.

"OTAKLO ANJ!"

"Kamar satunya ga dibuka apa?"

"Kamar mana? Deket ground belakang?"

"Iya"

"Ga tau tuh, udah jarang ditempatin"

"Udah deh, silahkan pergi.." aku memutar kursi kembali menghadap meja.

"Gue diusir?!"

"Iyaa, kenapa??" Menerima pengusiran dengan senang hati, Daniel keluar kamarnya.

"Tumben ga gelud lu, berasa aneh"

▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪


Aku menuruni tangga, dan menuju ruang tengah. Daniel masih tidur pules di sana, mau kagetin tapi kasian.

Sesaat kemudian, ponsel ku berdering

"Ya eomma?"

"Bangun! Sekolah!" Teriak mama dengan suara khasnya

"a-angg iyaa... ada apa mah?"

"Mama ke gangnam ya, 3 hari nginep disana"

"Ohh ngapain??"

"Reuni" jawabnya singkat banget

"Yaudah, yang lama ya.." aku duduk di depan tipi

"Mau nitip apa? Mumpung murmer"

"What kind of murah meriah? Tau kan semahal apa produknya"

"Gak mau?"

"Ihh ya mauu, tapi ga tau jajananya apa aja"

"Oh ya, itu ada makanan di freezer" Aku langsung jalan ke kulkas

"Sarapanya diangetin yaa, makan, ajak Daniel juga.."

"Iya iyaa nanti aku suruh makan..."

"Minhyuk ke kampus gak hari ini??"

"Hyukk! Lu ke kampus gaa?"

"Iyaa! Ntar jam sembilan!"

"Jam 9 mah, katanya"

"Ooh oke, yaudah"

"Nanti mama kabarin ya, yang pinter sekolahnya.."

"Iyaa, hemm" Menutup telpon sapa pagi itu lalu segera bersiap-siap untuk ke sekolah.

.
.
.
.

"Hoodie apa yang kita pake hari ini??" Mengorek lemari untuk mencari warna yang senada dengan moodnya hari ini.

Aku gatau hari ini hujan lagi atau ngga, tapi aku cuma jaga-jaga aja. Biar kejadian kaya kemaren ga terulang lagi.

Turun ke bawah, terus pake sepatu di depan pintu. Aku liat, Daniel sama sekali belom gerak dari tempatnya.

"Oyy! Sekolah!" Aku gebukin dia pake bantal.

"Y-ya... entar" Daniel pindah posisi meluk gulingnya.

"Mau gue siram air??"

"N-ngga..."

"Udah mau setengah tujuh loh, buruan!" Aku berbalik, eh tapi ada sesuatu yang belum ku sampaikan

"kalo ngga.."

"..motor lu gue jual, hihi" Aku tertawa senang.

"Bang, gue berangkat!" Keluar rumah, menggendong ransel dengan ceria. Pas banget di belokan, aku ketemu seseorang.

"Oh?? kak, Dong-yoon.. ngapain??" Kak Dong-yoon bangun dari duduknya

"Good morning! Ayo naik"

"Hah? Kemana?"

"Pak dosen minta anter kamu ke sekolah.."

"Dih apaan, penculikan nih namanya"

"hahahh, ngga.. ini beneran"

"Yuk! Biar gak telat"

.

"Ahh, anjir sepatu gue! Lupa. Sepatu!" Daniel masuk lagi, sambil lari lah.

"Motor?? Motor? MOTOR GUE MANA??!"
Daniel cuma pegang kunci sekarang, tapi motornya ilang entah ditelan siapa.

"Bangsat!! Kang Mina!!" Buru buru dia chat Mina.

Mina sayang

| sarapan ada di meja
| kalo mau bawa makanan bawa aja

Itu pesan terakhir yang baru dia liat. Dan dia malah nyuruh gua makan, udah keburu telat

woi motor gue mana |
gada di depan |
woiii |

/read

"Kampret! Kenapa di baca doang!"

/drtt

Mina sayang

| gue jual

Kata "jual" yang baru aja dibaca sama dia, bikin menghantui pikiranya.

"Jual"

"jual..."

"JUALL!!"

"TIDAKKK!" kena prank deh.


"Kamu di kelas berapa?" Aku matikan ponsel itu.

"Aku kelas 11 kak, di 2-4"

"Ooh? Kamu seangkatan sama adik saya?"

"Oh ya?! Siapa yang mana?" Aku maju penasaran.

"Memang ya, urusan mencari teman Mina juaranya"

"Dia di kelas berapa kak?"

"Nggak tau, dia gak pernah cerita"

"Tapi, kenapa kakak gak berangkat bareng sama adek kakak itu?"

"Kita pisah rumah, udah lama. Bahkan orangtua saya juga..."

"Ahh! Sorry kak! Ga bermaksud..."

"Tidak apa-apa, itu pertanyaan biasa"

"Syukurlah, Mina masih punya keluarga yang utuh sepenuhnya walau tidak dengan waktunya"

"I-iyaa, aku harus bersyukur!"

******

"Duh, papa pasti ngerepotin banget ya? Maaf kak udah nyita waktunya"

"Tidak begitu, terima kasih Mina"

"Makasih juga ya kak!"

"Sama-sama, belajar yang rajin ya Minaa"

"Hehe, iyaa... dadahh" aku melambaikan tangan ke mobil yang udah menjauh itu.

Jalan dari parkiran sampe gedung, motor ninja hitam motong jalanku.

"Woy, kangmin" aku lipet tanganku di depan dada.

"Gimanaa? Motornya udah ketemu yaa?"

"Lawak lo badut, nyari mati ya?"

"Gue kira lo telat, nyari poin ya?"

"HAHAHAHA"

"Ya ye ya ye, kita ga lagi senam goblo!" Aku lanjut napakin kaki jalan, dan dia parkir motornya terus ikut aku di belakang

"Kacau! Mana bisa-" ngoceh lagi dia, haduhh. Aku tutup telingaku itu secara batin.

Bahkan sampai di depan kelasku dia masih ngekorin dan ngoceh semaunya.

"Berisik banget, sono balik ke kelas!" Aku mendorong tubuhnya

"Terus tagihanya?" gue ga dengerin lo dari tadi ya, jadi gapaham samsek.

"Besok, puas??!" jawabku seadanya.

"Ga deh, gue nginep satu hari lagi aja dirumah lo"

"Anjirt! Kedengeran bocah! Lo mau gue dipandang mesum apa?!!"

"Tutup congor lu, diem. Dah ah!"

Aku masuk kedalam kelas yang kursinya sudah ditata menjadi dua pasangan. Dan maaih sepi banget.

"Pada belom dateng??"

"Udah di sekolah mungkin, tapi belom ke kelas" yaudah kalo gitu.

Aku duduk di sembarang kursi yang jelas ada di barisan pojok.

Karena cuaca hangat hari ini kayanya mantep kalo tidur pagi-pagi.

"Bangunin gue kalo udah bel" pesanku ke mereka.

Tau kenapa? Ya takut ga ikut rolling lagi, nanti aku dapet sisa kaya bulan di belakang. Ya untungnya sih ga bareng cowo.

******

/ding dong ding dong
/memasuki jam pertama

"Naa, bangun udah bel" seseorang nepuk pundak ku.

"Eohh..." sahutnya karena tahu. Dikiranya dia menjawab di dalam mimpi.

Sementara sang ketua kelas baru aja lanjut tidur, Bu Ye-eun masuk mengisi pembinaan.

"Selamat pagi semua!"

"Pagi buu"

"Nah karna waktunya terbatas ya, kita langsung aja roll-" udah dimulai tuh, tapi Mina masih tidur.

/"Mina kayaknya sama cowok deh bu. Sama Kang Yoon buu"

"Ya, Mina.. ada yang bisa di tambahkan??" Nihil tidak ada jawaban.

/"kenapa kamu lelah??"
"semoga kedepanya kita lebih akrab lagi"

"Jadi, sampai disini rolling ki-"

"JANGAN!" Aku terbangun berdiri, dengan napas yang ngos ngosan.

Kaget dan malu. Udah berapa lama bu Ye-eun disana?? Mana pas aku bangun diketawain sama mereka, hdehh.

"Okay, jangan kata-nya.." Bu Ye-eun menyatukan tangan.

"Mau berapa orang lagi??"

"Tunggu bu, ini-ini belom selesai??"

"Narusan yang bilang 'JANGAN' siapa??" singgung beliau ke arahku. Aku ngusap tenguk malu.

"Kamu mau pindah??"

"N-ngga bu!! Ngga! Makasih banyak bu atas tawaranya tapi saya suka sendirian"

"Hehee" Bu Ye-eun ngangguk, jadi ya aku yakin kalo aku emang ga di rolling hari ini.

"Yuk, lanjut orang selanjutnya

.
.
.

"oke udah gini aja ya??"

"Eh? apa satu orang lagi ya?" Bu Ye-eun mengelus dagunya.

"Kang Mina, menurut kamu gimana??" Di lontarkan pertanyaan itu untuku

"Hah?? Saya??"

"Nih satu orang terakhir, terserah kamu deh tehniksinya gimana"

'Eh serius?? ini gue yang ambil alih??'

"Mmm, karena ini free dari gue pasti bakal banyak yang mau" kataku dengan ambis.

"Hitungan 123 cung yang mau pindah"

"1..2..3!!" Mark mengangkat tangan.

"Ohh, anak baru nii? Gimana bu? Di setujuin ngga?"

"Sip! Setuju"

"Okeii, boleh pindah. Mau duduk dimana??"

"Beside you"

"!!!?"

"Engga! Gaboleh, engg-"

"Ciiieee~"

"Kalian ada apaandah?"

"Anak baru mau pdkt kali?"

"Uuuuu~ couple!"

"Heh! Ngomong yang bener! Ga mungkin lah!"

"Boleh ya disitu?"

"J-jangan pindah deh.. disitu aja"

"Kenapa? Gue gak gigit lu ini"

"G-ga gitu.."

"Bu ketu, lu kenapa ngindar dah? Emang ada apaansi lu sama dia?"

"Lu suka sama Mark?"

"Hahh enggak lahh! Ga ga.."

"Duduk bareng aja udah"

"Ayo Mark segera pindah yaa"

"Bu- tolonh diper-"

"Udah, ibu liat Mark klop juga kalo duduk bareng kamu."

"Ekhmm! Ekhmm!"

/ding..dong

"Oke, sekian rolling kita pagi hari ini. Semoga kalian bisa saling mengenal satu sama lain yaa"

"Nee..."

'Mengenal satu sama lain? Ngapain banget'

"Jangan benci-benci banget" Mark meletakan tasnya.

"Terserah gue dong? Ngatur.."

"Benci bisa jadi-"

"Iyaa tau! Tapi gue gabakal jadi gitu"

"Jadinya apa?"

"Jadi cinta!"

"Lu suka sama gue?"

"Ga"

"Why? Tell me if your heart get pounding"

"What tf?!"

"Don't say that, i'm not seriously but because of you i can be crazy love"

"Joke."

"Strange chairmate"

"Better to ask, what your lipmatte colour?"

"Not your bussines"

"Ofc my bussines"

"For what"

"I feel you"

"Sumpah... apaansi?!"

"I heed you"

"Gajelas."

"Dimananya gak jelas?"

"Everything is good, just kidding" aku menulis untuk mengurangi rasa malu.

"Biar apa duduk di sini?"

******

Aku sedang dalam perjalanan kembali menuju kelas. Setelah mendapatkan salinan teks MC untuk festival nanti.

Aku jalan cukup santai, pelajaran kosong kayaknya. Yaa, bagus lah bisa tidur sebentar.

"Oh?? Punya siapa??" seseorang ninggalin sekotak susu di atas mejaku. Satu stickynote berpesan di tempel di makanan itu

"Nice to be your chairmate na" kataku dalam hati ngebaca tulisanya.

"Jhaahaha, totalitas terbatas"

▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪

Mark baru selesai rapih-rapih apartement nya sebelum berangkat sekolah.

Seragamnya sudah lengkap. Jas, tas dan jaketnya sudah di siapkan olehnya. Sekarang dia berangkat.

Selama berjalan, Mark teringat sama Mina. Orang yang katanya terjerat masalah 5 tahun yang lalu.

Beberapa waktu lalu, dia search di internet "kasus mr.kang" banyak artikel baru setiap bulanya.

"Jadi stress nya untuk langit sebenarnya karena itu.."

"Maksud dia apa, mengajukan diri duduk di samping gua.."

"Gue perlu nanya abang gak si?"

"Aneh banget sumpah"

"Pagi..." kepalaku terangkat karena panggilan itu. Mark baru dateng, dan dia langsung duduk di samping aku.

"Ohh, pagi.."

"Lagi nulis apa?"

"Ga nulis apa-apa.."

"Jangan terpaku karena ada gue disini"

"Gue bikin lu gak nyaman ya?"

"Ngga. Gue nyaman bisa duduk bareng lo- eh... maksudnya, ya gitu.!"

"Sweety like candy." Ujarnya dengan suara terdalam. Dia menyeringai.

"J-jangan senyum kayak gitu lagi deh, gue lagi bingung"

"Lu sakit?" Dipegang pipiku olehnya untuk merasakan.

"!!!"

"N-gga.."

"Muka lu merah.." dengan sigap ditebas tangan yang menyentuh dahinya itu. Malah akan tambah merona jika di sentuh olehnya.

"G-gapapa..."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

TO BE CONTINUE

kalo kalian suka dan menikmati cerita ini jangan lupa add ke reading list, follow, dan beri apresiasi dengan
/vote/comment/share/
ke media sosial kalian, satu dukungan kalian berarti buatku! thxyouu~

Chapter 11, go go go!

.
.
.
.
.
.

NEXT!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen3h.Co