[✔️] Secret Admirer | MarkMina
#41. 1279 and her
"Kalau saja aku tau saat itu kamu ada untuku, aku mungkin tidak akan sehancur ini untuk mengharapkan mu kembali"
-K
Happy Reading ♡
/kriring!!
Mark mendorong pintu masuk. Dia sampai di toko kue yang cukup minimalis. Ia langsung memindai ruangan itu.
"Cheseecake hana juseyo.." ordernya.
"Ne~!" Pesanan dikemas.
Mark memutuskan membeli satu kotak cheseecake besar, yang semuanya itu dibeli untuk merayakan hari ulang tahun Mina.
Shut... ini surprise.
"Kamsahamida..." mendapat kardus dalam genggaman tanganya, tiba-tiba kantung jas nya bergetar.
Mark mengeluarkan benda itu. Dia berharap kalau itu dari Mina, tetapi tidak.
Nomor asing. Itulah yang tertulis di layarnya. Dia pun mengangkatnya.
"Hello?"
"Cepat keluar, kalau tidak mau wanitamu kami sakiti.." titah orang dari dalam telepon.
Sekali lagi dia memastikan, kalau itu bukan orang yang dikenal.
"Siapa? Butuh berapa? Ambil aja kalau perlu.."
"Cih, anak Soohyun ternyata lebih sombong dari yang dikira. Pantas saja, dia senaif itu untuk mendapatkan hartanya..."
'Soohyun?!' Kenapa nama ayahnya disebut?
"Sorry, i don't understand. Excuse me.." Tinut. Mark memutuskan panggilan. Benar, itu hanyalah telepon iseng.
Tapi... mendengar orang itu berkata ingin menyakiti wanitanya, Mark sedikit bingung.
Alisnya berkerut, beberapa saat kemudian dia paham maksud kalimat itu.
Wajah Mark yang semula kegirangan, kini langsung cemas denganya. Mark sangat khawatir, dia melangkahkan kaki besarnya untuk segera berlari.
Tetapi....
/dughh!
/brrakk!
******
Sore menjelang malam, awan hitam menutupi senja. Sepertinya salju akan turun.Aku masih duduk, bermain ponsel di taman. Bahkan hanya ada aku sendiri di sini.Saat bersama Mark tadi, sekitarku masih ramai. Tapi sekarang rasanya seperti benar-benar ditinggal pergi. Bermain ponsel seperti biasa, tapi mendadak otaku mengeluarkan kalimat yang langsung menaikan pandanganku kedepan."Putus, lost kontak, lalu.. merasa kehilangan" pernyataan itu diucapkan dengan penuh kekecewaan. Dan agaknya, ketakutan itu mendatangiku. Aku tidak berfikir lama mengenai persoalan ini, aku membiarkanya karena percaya kalau hal itu tidak akan pernah terjadi.Sudah 30 menit semenjak kepergianya, dan sampai saat ini belum ada tanda tanda kemunculanya.Aku mau telpon dia, bersamaan dengan niatku itu tiba-tiba ada panggilan lain yang menyita tujuanku. Aku angkat telepon itu."Yeobo-seyo?""Gimana pemotretanya? Udah pada pulang?" Itu Pak Hyunsik."Iya pak, beberapa ada yang masih disekolah. Band nya dimajuin, pensinya juga... jadi mereka ga pulang sampe malem pak""Pemotretanya semua di gandeng sama panitia...""Aku kira aku sibuk, ternyata santai banget""Oke" Panggilan super singkat jatuh kepada beliau ternyata. "Padahal mau nanya Sejeong sama Yuqi keadaanya gimana..." aku merelakanya.Karena takut sendirian di taman, akhirnya aku pergi ke lapangan dan menikmati konser kecil di depan sana. Duduk lalu bertanya pada batinya diriku "Mark udah sampe mana ya?" Aku memang menunggu cheseecake itu, tapi hal itu bisa aku khawatirkan nanti setelah dirinya. Baru menyamankan pinggul di jejeran kursi itu, aku tersentak berdiri lagi. "Lu... liat Mark ga?" Tanyaku pada orang yang lewat."Engga Min..""Liat Mark ga?""Ga ketemu dia dari pagi.."Pemanasanku dengan bertanya mendatangkan pikiran yang tidak-tidak, kalau.... sesuatu terjadi dengan Mark di luar sana. "Huft..."Langit semakin gelap, dan beberapa lampu sekolah sudah dinyalakan. Kata Daniel saat ini aku harus segera bersiap tanpa kelalaian. Semua barang titipanya harus aku kenakan. Dan aku tau seharusnya aku sudah siap sekarang, tapi.. aku belum mengenakan apa-apa.Markliii <3apa ada ssuatu disana? |
lu butuh bntuan gue ga nii? |
Marklii |
lo ngapainn |
hellow? |
iii ko tb tb mendung? |
udh pada plng tauu |
mark gue sendirian.... |
mark? |
lu dimana si anjir?! |
jawab! |
•
Tak...tak...takSebuah sepatu berjalan, mendatangi satu kursi dengan satu orang yang terduduk lemah di atasnya.Pria itu berhenti di depanya."Mark Lee?" Bukanya Mark tidak mau menjawab, tapi terlalu sakit untuk membuka mulutnya."Ya'! Mark Lee!" "Wh-wh-at.." sahut Mark dengan suara yang amat kecil. "Kita tidak mengundang anak Lee disini" lempar perkataan itu untuk para penjaga."S-sia..pa.." lirihnya. Mark berhasil menarik kembali perhatian Pria paruh baya itu."Kamu nanya siapa saya??""Saya... Zuppa soup." pria itu tersenyum licik di hadapanya. Lantas Mark mendecih."Kekonyolan macam apa ini." "Apa kamu bilang?!""Kang Mina... dimana anda... mengurungnya?" Tanya Mark sambil melayangkan tatapan menyindir."Mina??""Ahhh, yang ulang tahun hari ini?""Ohhohkk..." Mark batuk karena sesak."Anak pembawa sial itu tentu baik.. tapi tidak sekarang""Jangan pernah... sekalipun anda menyentuh tanganya..." kata Mark berusaha mengangkat kepalanya. Dia memang tidak sekarat, hanya saja kekuatanya belum terkumpul setelah disuntik obat bius tadi."Aiguu kasihan, anak Soohyun ini nampaknya tak tau aturan. Mau kau apakan bekas luka dan lebam ini?""Anda... jangan lak-kukan apapun... pada ayah-saya...""Heh, mworagu?" Pria itu mengeluarkan tangan dari saku celananya./Brukgh!Satu pukulan mendarat kembali di wajahnya. Kini lebamnya bertambah di ujung matanya, dan dirasa bibirnya semakin perih berdarah."Geuronikka...""Wae..? Kamu ikut-campuri urusan perempuan itu? EOH!"/Sep-plak!Belum selesai disitu, pria itu menampar pipinya."Mwhohoghh-""Ahjussi tau? Anda seperti pengecut... jika menggunakan nama samaran seperti itu..." kalimat Mark tidak pernah kalah."Zuppa...soup...? Childish banget..." sindirnya. Selama obrolan, dia berusaha merenggangkan tali tanganya."Anda seharusnya mati, saat tabrakan itu" ucapnya mengulang kejadian tahun lepas."Anda... merelakan anak anda mati... begitu saja""Ayah macam apa.... jika seperti itu...?""Tidakah kau pikir, Mina itu egois?" "Yang egois... itu anda..." jawab Mark, berhasil merenggangkan ikatan di tanganya. Dia harus tetap berakting kesakitan.'Nice'"-bahkan anda tidak tau... betapa menyedihkanya anda""Kesenangan dunia yang anda dapatkan, tidak menjamin kepuasan selamanya..." nasihat Mark sangat mahir."Tutup saja mulutmu itu haksaeng! Kelemahanmu, adalah gadis itu, kan?" ucap pria itu mendekati Mark, lalu di cengkram kuat rahangnya itu sebagai perigatan."Jangan pernah berharap.... dia akan keluar dari perangkap ini, tanpa meninggalkan tanganya" tambah pria itu. Percakapan suram di akhiri dengan kepergian seorang pria tua, yang meninggalkan area gudang. Kini... saatnya Mark beraksi."Hey bodyguard..." Mereka merasa terpanggil."If you need to cath someone who's will be the bait, than you guys should tie my hands properly..""Tolong diam""Sorry but... are you guys worker to being crazy?" Ujar Mark sembari menyeringai."Apa?!" Mark menerima keadaan. Dia bersiap melepas ikatan tanganya lalu bergerak."Dimana jalan keluarnya?" Mark berinisiatif bertanya."Arah jam 6.." pintu keluar tepat di depan Mark."Apa kau bodoh? Jangan beri tahu dia!" Tegur salah satu penjaga."Lalu? Apa aku harus beri tempe?" Jawab penjaga lain."Sstt diam!" Mereka kembali pada posisi semula. Langit semakin gelap, Mark harus segera keluar dari lingkup ruangan pengap ini, dan melaksanakan rencana pribadinya."Ahjussi, toilet dimana?""Banyak omonganmu! Kenapa kamu tidak kesana sendiri hah?!" 'otak kok bego.'"Haruskah?""Yaa!!" Jawab 4 orang disana kompak. Dia menoleh kebelakang, tes ombak tidak diatas rata-rata. Mark siap.'1...2...3!' Batinya menghitung sampai tiga. "Saya permisi ke toilet dulu.." Mark berdiri lalu berjalan santai menuju pintu keluar yang jaraknya sekitar 7 meter darinya.Empat orang itu belum sadar dengan keadaan. "Kursinya kosong, kemana anak itu pergi?" Tanya penjaga yang baru saja datang."Ohhh itu, dia mau ketoilet sebentar""Bagaimana bisa?! Kamu lepas ikatanya?!" dia menjawab santai."Tentu tidak bos... dia pasti melepas ikatanya send-" baru konek otak mereka.Ckrak!Sementara pintu sudah berhasil dibobol oleh Mark. Dengan sisa tenaganya dia berlari menjauhi area itu. Tidak tau orang pabo itu mengikutinya atau tidak. Tetapi setidaknya Mark sudah selamat.
•
🎶Song to play: Do you?-Yiruma
"Agassi tunggu di-" tanpa menunggu perintah, Mina segera melompat turun dari mobil.
"Agassi! Anda mau pergi kemana?!!"
Menerobos masuk kedalam tempat gelap itu yang ternyata lebih menyuramkan dari yang ku kira.
"Haksaeng! Cepat tunjukan dirimu!" Kakiku terhenti ditengah jalan. Karena mendengar lintas percakapan seseorang dari dalam.
"Eummp-!!" Mulutku dibekap dari belakang dan dibawa bersembunyi.
'Papa! Papa!!!'
'Tolongin paa..!' Jeritku dalam hati.
"Cepat temukan anak itu!"
"!!!"
"Nee!" Orang berpakaian hitam itu telah pergi. Setelah itu mulutku di bebaskan dari tangan orang tadi.
"Tolong.. papa.. papa-!!" tunduknya gemetaran.
"Hey!" Bisik Mark menepuk pundaknya yang langsung di hindari bersentuhan olehnya.
"T-tolong ja-jangan apa-apain aku!"
"A-ampun... tolong-"
"Na..." suara itu terdeteksi lewat pendengaranku. Perlahan aku naikan kepalaku.
Benar, itu dirinya.
"This is me..." suara dalamnya serak.
Air mataku bercucuran tidak terkondisi begitu melihat rupanya. Wajahnya dipenuhi oleh lebam, goresan luka, dan darah di sudut bibirnya.
Aku menyandang wajahnya dengan tanganku. Ingin bertanya tetapi mulutku tidak sanggup berbicara.
Ucapan sedih yang ingin kusampaikan, tergantikan dengan derasnya air mataku.
Aku tidak lagi malu untuk menangis.
"Mina..." Mark tersenyum dengan wajahnya. Aku benci itu.
"M-mark..?"
"K-kenapa..?"
"Hiks...hiks.."
"K-kenapa...mereka se-tega ini..."
"Why are you crying?? I'm here..." ujarnya dengan suara semakin serak.
"Ini semua... k-karena guhe.. ini semua karena gue Mark!" Mina menyalahkanya sambil menangis.
"Engga, ini bukan salah lu.. bukan lu yang bikin gua gini..." di lerai rambut halusku kebelakang telinga.
"G-guee Mark! Karena gue lo...! Lo jadi kayak gini!"
"Stop salahin diri lu ya? Look at me, i'm fine... and i'm here, holding your hands" tutur Mark semakin mengundang tangisnya.
"Ini semua karna gue...!!" ucap Mina dengan penyesalan berat.
Aku menunduk dan meremas tanganku kuat-kuat. Aku tidak tahan dan terus menyalahkan diriku sebagai penyebab kejadian ini.
"Gue salah..!!"
"Gue salah...!!!"
"Na.. liat sini? Mana coba mukanya??"
"Hiks.. hiks.." ia terus menangis.
"Mina..." panggilan menyentuh kali ini sudah melelehkan air mataku.
Laki-laki itu menangkup kepalanya, lebih tepatnya dia menutup telinga gadisnya. Lalu diangkat pandangan mereka untuk bertemu.
"Kang Mina, my only stars that i have.."
"...jangan nangis yaa? Jangan pernah nyalahin lu karena gua. Lo tau kan, gue sayang sama lo? Hm..?" Mina mengangguk.
"Karena itu..." omonganya dijeda dengan mengelus kepalaku lembut. Lagi. Dia menatapku dalam.
"-i never regret to know and loving you in my life. More than universe, and all.."
"I'm not okay, if you're in dangerous place there's nothing me. But i'll fine, that you can smilling next to my face.."
"I'm so happy, you know? Yeah just like... you my happines, i don't wan't see you cry babe"
"Don't cry... i'm not leaving for the last time" ujar Mark sekali lagi sambil mengelus kepalaku.
"Hkss, boong..!"
"Really! I don't be lier! I promise!" Perjanjian itu hanya dibalas tatapan sendu olehku. Kelihatan, dia bilang kayak gitu, dengan sedih dan... terpaksa.
'Gue gamau kehilangan lu, Mark..!'
'Gue... gue takut..'
"Sepertinya dia ada di koridor!" Teriakan petugas mengalihkan perhatian kami berdua.
"Baiklah! Periksa disana!"
"Cepat cepat!" Keadaan semakin mencekam. Diriku semakin ketakutan bersamanya.
"Na, dengerin gue ya.. tolong banget, dalam hitungan ketiga, lo harus lari ke atap"
"A-apaan eng-enggha Mark! Enggh-nggha!! G-gue ga bis-"
"Mina... gue percaya sama lo.." tak. Diletakan sebuah pistol diatas tanganku.
"Tembak ini ke atas begitu lu sampe disana, okay?"
"I-ya.."
"Lari kesana, habis itu... gue ikut lu kok" Mark berusaha meyakinkanya.
"Ga! Shrut! Kita harus lari bareng!"
"Gua alihin perhatian mereka, dan tolong percaya.. gue pasti ikut lari ngejar lo na.."
"Beneran..?"
"Iyaa.." jawab Mark semakin meyakinkan.
"Disini gelap, pake hape lu buat senterin jalan..."
"Siap, hm??" Aku balas dengan anggukan. Bersiap dengan posisi berlari dengan mata sembab akibat menangis tadi. Ini aksiku, siap ga siap, aku harus melakukanya.
"Satu...dua..."
'Gue pasti bisa! Ayo na! Lu harus bisa!' ia menghembuskan napasnya.
"Lari!" Sepatuku injak berlari. Dengan kecepatan penuh pergi ke rooftop dan melaksanakan titah Mark tadi.
"I'm here stupid!" empat penjaga yang ternyata membelah diri menjadi banyakan, cukup mengagetkan Mark. Tetapi ia tidak lengah.
/brughh!
/brukk!
hKemampuan bela dirinya diasah disana. Dengan cukup handal dan poin B, Mark memberantas beberapa pasukan itu. Keringat dan tenaga di keluarkan dibawah satu sinar lampu, karena malam memang sudah tiba.
"Brengsek sampah!!"
/duakghh!
Hingga akhirnya...
/jed-DoR!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TO BE CONTINUE
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen3h.Co